Guys, dipenghujung
tahun biasanya kita akan merayakan dua moment besar bagi kita-kita yg
merayakan. The moments are Natal dan Tahun Baru. Nah biasanya juga kedua moments
tersebut melahirkan kontroversi dikalangan bangasa indonesia yg kita cintai ini,
khususnya kaum muslimin.
Seperti biasa,
ritual beramgkat pagi bareng sama mantan pacar pasti aja ngobrolin apa aja yg
lagi hit hot, nah kebetulan kita bentar
lagi tanggal 25 desember, sekilas buka twitter ada yg ngetwit masalah Natal yg
diambil dari salah satu tokoh muslim yg terkenal, boleh engganya kaum muslimin mengucapkan
selamat Natal kepada saudara Nasrani. Kurang lebih beginilah twitnya;
Sakit perut menjelang
persalinan, memaksa Maryam bersandar ke
pohon kurma. Ingin rasanya beliau mati, bahkan tidak pernah hidup sama sekali. Tetapi
Malaikat Jibril datang menghibur: "Ada anak sungai di bawahmu, goyanghan pangkal pohon kurma ke arahmu, makan, minum dan senangkan hatimu. Kalau ada yang
datang katakan: 'Aku bernazar tidak bicara.'"
"Hai Maryam, engkau melakukan yang amat buruk. Ayahmu bukan
penjahat, ibumu pun bukan penzina, "
demikian kecaman kaumnya, ketika melihat
bayi di gendongannya. Tetapi Maryam terdiam. Beliau hanya menunjuk bayinya. Dan
ketika itu bercakaplah sang bayi menjelaskan jati dirinya sebagai hamba Allah
yang diberi Al-Kitab, shalat, berzakat serta mengabdi kepada ibunya.
Kemudian sang bayi berdoa:
"Salam sejahtera
(semoga) dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan pada hari ketika aku dibangkitkan hidup
kembali."
Itu cuplikan kisah
Natal dari Al-Quran Surah Maryam ayat 34. Dengan demikian, Al-Quran mengabadikan dan merestui ucapan
selamat Natal pertama dari dan untuk
Nabi mulia itu, Isa A.S.
Terlarangkah
mengucapkan salam semacam
itu? Bukankah Al-Quran telah memberikan
contoh? Bukankah ada
juga salam yang tertuju
kepada Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, keluarga Ilyas, serta para nabi lainnya? Setiap Muslim harus percaya kepada Isa A.S. seperti penjelasan ayat di atas, juga harus percaya kepada Muhammad SAW., karena keduanya adalah
hamba dan utusan Allah. Kita mohonkan curahan shalawat dan
salam untuk. mereka berdua sebagaimana kita mohonkan untuk seluruh nabi dan
rasul. Tidak bolehkah kita merayakan hari lahir (natal)
Isa A.S.? Bukankah Nabi SAW. juga
merayakan hari keselamatan Musa A.S. dari gangguan Fir'aun dengan
berpuasa 'Asyura, seraya bersabda, "Kita
lebih wajar merayakannya
daripada orang Yahudi pengikut Musa A.S." Bukankah, "Para Nabi bersaudara hanya ibunya yang
berbeda? " seperti disabdakan Nabi Muhammad SAW.? Bukankah seluruh umat bersaudara? Apa
salahnya kita bergembira
dan menyambut kegembiraan saudara
kita dalam batas kemampuan kita, atau batas
yang digariskan oleh
anutan kita?
Gimana? kesimpulannya
apa? berarti boleh dong ngucapin selamat Natal? Nah disinilah asal muasalnya kontroversi
terjadi, kalau kita baca dan langsung nerapin apa yg kita baca itu yg salah. Si
pengetwit hanya ngetwit sebagian aja padahal masih ada kelanjutannya, as below;
Seperti terlihat, larangan muncul dalam rangka upaya
memelihara akidah, karena kekhawatiran
kerancuan pemahaman. Oleh karena itu, agaknya larangan tersebut lebih banyak
ditujukan kepada mereka yang dikhawatirkan kabur akidahnya. Nah, kalau demikian, jika seseorang ketika mengucapkannya tetap
murni akidahnya atau mengucapkannya sesuai dengan kandungan “Selamat Natal”
yang Qur’ani (selamat hari lahir Nabi Isa as a moslem Prophet, not as God ya), kemudian mempertimbangkan kondisi dan situasi
di mana ia diucapkan—sehingga tidak menimbulkan kerancuan akidah bagi dirinya
dan Muslim yang lain—maka agaknya tidak beralasanlah larangan itu. Adakah yang
berwewenang melarang seseorang membaca atau mengucapkan dan menghayati satu
ayat Al-Qur’an? Dalam rangka interaksi
sosial dan keharmonisan hubungan, Al-Quran
dan hadits Nabi memperkenalkan satu bentuk redaksi, di mana lawan bicara memahaminya sesuai dengan
persepsinya, tetapi
bukan seperti yang dimaksud oleh pengucapnya, karena si pengucap sendiri mengucapkan dan
memahami redaksi itu sesuai dengan pandangan dan persepsinya pula. Di sini, kalaupun non-Muslim memahami ucapan “Selamat
Natal” sesuai dengan keyakinannya, maka
biarlah demikian, karena Muslim yang
memahami akidahnya mengucapkan sesuai dengan penggarisan keyakinannya.
Tidak keliru, dalam kacamata ini, fatwa dan larangan mengucapkan “Selamat Natal”,
bila larangan itu ditujukan kepada yang
dikhawatirkan ternodai akidahnya.
See the point,
kalo kita mau ngetwit atau ngepost atau ngepath dan entah apapun itulah, mbok jangang setengah2, jangan dipotong potong, jangan sebagian aja. Itu sama aja dengan
pembodohan dan itu sering baget dipake sm oknum2 yg suka melecehkan umat
muslim. Yg fair kalo mau ngimong sesuatu, terlebih kagi ini masalah keyakinan, jangan
coba dimain mainin bro.
Terus gimana pendapat pribadi saya? boleh atau engga boleh? Jujur, dulu
waktu seumur jagung saya sih berependapat bokeh2 aja ngucapin selamat natal ke
saudara nasrani. Tapi seiring berjalannya waktu, bertambahnya umur dan wawasan,
pola pikir sayapun berubah. Pola pikir
saya begini nih yg sekarang ;
Bagi kita kita yg
membolehkan mengucapkan selamat natal, yg perlu diperhatiin apa bener Nabi
Isa.as lahir tanggal 25 desember, coba
pastiin dulu deh kebenarannya dan kepastiannya, jangan asal percaya aja dulu, lakukan
riset sederhana di mbah google. Oke, sekarang taruhlah Nabi Isa.as lahir
beneran tanggal 25desember, sekarang
masalahnya kita umat muslim pake penanggalan apa? Penanggalan masehi atau hijriah? emang
pengaruhnya apa ya? Jelas ngaruh dong, kita lebaran tiap tahun masehinya berubah ubah
kan? tahun ini bisa jadi bulan juli tapi tahun kemaren bulan agustus dan bisa
jadi tahun depan dibulan juni cause kita makenya penanggalan hijriah. Jadi kalo
kita ngucapin selamat Natal atas dasar kelahiran Nabi Isa.as setiap tanggal
25desember it means tiap tanggal hijriahnya Nabi kita Isa.as lahirnya beda2
tanggal dan beda2 hari mulu. Jadi ga bener juga kalo alesannya atas dasar
kelahirannya Nabis Isa.as, kalo mau juga contohlah Maulid Nabi kita, tiap tahun beda2 kan tanggalnya?
Kalo pun kita
masih tetep mau ngucapin selamat natal, gara2 sahabat kita, temen kita adalah
berkeyakinan Nasrani silahkan saja. Saya pribadi kalo mau ngucapin sih seperti
ini "Selamat ya bro sist long weekend, salam buat keluarga, sukses dan
bahagia selalu" (loh kok long weekend??ahahaha) atau "Selamat ya
jenggg, met liburan panjang and happy happy bareng keluarga" hehehe, win
win solution kan? karena ucapan selamat bisa kapanpun dan menurut saya itu
lebih aman dalam posisi aqidahnya, hehe....
So Guys, mau
ngucapin atau engga itu terserah anda, once again just want to say that semua
kembali lagi ke diri kita masing2, cause kelak pertanggujawaban itu pun akan
kita tanggung masing2 didepan Yang Maha Tahu.
No comments:
Post a Comment