Friday, December 20, 2013

Not just ordinary Greetings...

 Guys, dipenghujung tahun biasanya kita akan merayakan dua moment besar bagi kita-kita yg merayakan. The moments are Natal dan Tahun Baru. Nah biasanya juga kedua moments tersebut melahirkan kontroversi dikalangan bangasa indonesia yg kita cintai ini, khususnya kaum muslimin. 

      Seperti biasa, ritual beramgkat pagi bareng sama mantan pacar pasti aja ngobrolin apa aja yg lagi hit hot,  nah kebetulan kita bentar lagi tanggal 25 desember, sekilas buka twitter ada yg ngetwit masalah Natal yg diambil dari salah satu tokoh muslim yg terkenal,  boleh engganya kaum muslimin mengucapkan selamat Natal kepada saudara Nasrani. Kurang lebih beginilah twitnya;

Sakit perut menjelang persalinan,  memaksa Maryam bersandar ke pohon kurma. Ingin rasanya beliau mati,  bahkan tidak pernah hidup sama sekali. Tetapi Malaikat Jibril datang menghibur: "Ada anak sungai di bawahmu,  goyanghan pangkal pohon kurma ke arahmu,  makan,  minum dan senangkan hatimu. Kalau ada yang datang katakan: 'Aku bernazar tidak bicara.'"

"Hai Maryam,  engkau melakukan yang amat buruk. Ayahmu bukan penjahat,  ibumu pun bukan penzina, " demikian kecaman kaumnya,  ketika melihat bayi di gendongannya. Tetapi Maryam terdiam. Beliau hanya menunjuk bayinya. Dan ketika itu bercakaplah sang bayi menjelaskan jati dirinya sebagai hamba Allah yang diberi Al-Kitab,  shalat,  berzakat serta mengabdi kepada ibunya. Kemudian sang bayi berdoa:
"Salam sejahtera (semoga) dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku,  hari wafatku,  dan pada hari ketika aku dibangkitkan hidup kembali."
Itu cuplikan kisah Natal dari Al-Quran Surah Maryam ayat 34. Dengan  demikian,   Al-Quran mengabadikan dan merestui ucapan selamat Natal pertama dari dan untuk  Nabi  mulia  itu,   Isa A.S.

Terlarangkah   mengucapkan   salam   semacam  itu?   Bukankah Al-Quran telah memberikan contoh?  Bukankah  ada  juga  salam yang  tertuju  kepada  Nuh,   Ibrahim,   Musa,  Harun,  keluarga Ilyas,  serta para nabi lainnya?  Setiap Muslim harus  percaya kepada  Isa A.S. seperti penjelasan ayat di atas,  juga harus percaya kepada Muhammad SAW.,  karena keduanya  adalah  hamba dan  utusan  Allah. Kita mohonkan curahan shalawat dan salam untuk. mereka berdua sebagaimana kita mohonkan untuk seluruh nabi  dan  rasul.  Tidak  bolehkah kita merayakan hari lahir (natal) Isa A.S.?  Bukankah Nabi SAW.  juga  merayakan  hari keselamatan  Musa A.S. dari gangguan Fir'aun dengan berpuasa 'Asyura,  seraya bersabda,   "Kita  lebih  wajar  merayakannya
daripada orang Yahudi pengikut Musa A.S." Bukankah,   "Para Nabi bersaudara hanya ibunya yang berbeda? " seperti disabdakan Nabi Muhammad SAW.?  Bukankah seluruh umat bersaudara?   Apa  salahnya  kita  bergembira  dan  menyambut kegembiraan saudara kita dalam batas  kemampuan  kita,   atau batas  yang  digariskan  oleh  anutan  kita?

   Gimana? kesimpulannya apa? berarti boleh dong ngucapin selamat Natal?  Nah disinilah asal muasalnya kontroversi terjadi, kalau kita baca dan langsung nerapin apa yg kita baca itu yg salah. Si pengetwit hanya ngetwit sebagian aja padahal masih ada kelanjutannya, as below;

Seperti terlihat, larangan muncul dalam rangka upaya memelihara akidah,  karena kekhawatiran kerancuan pemahaman. Oleh karena itu,  agaknya larangan tersebut lebih banyak ditujukan kepada mereka yang dikhawatirkan kabur akidahnya. Nah,  kalau demikian,  jika seseorang ketika mengucapkannya tetap murni akidahnya atau mengucapkannya sesuai dengan kandungan “Selamat Natal” yang Qur’ani (selamat hari lahir Nabi Isa as a moslem Prophet, not as God ya),  kemudian mempertimbangkan kondisi dan situasi di mana ia diucapkan—sehingga tidak menimbulkan kerancuan akidah bagi dirinya dan Muslim yang lain—maka agaknya tidak beralasanlah larangan itu. Adakah yang berwewenang melarang seseorang membaca atau mengucapkan dan menghayati satu ayat Al-Qur’an?  Dalam rangka interaksi sosial dan keharmonisan hubungan,  Al-Quran dan hadits Nabi memperkenalkan satu bentuk redaksi,  di mana lawan bicara memahaminya sesuai dengan
persepsinya,  tetapi bukan seperti yang dimaksud oleh pengucapnya,  karena si pengucap sendiri mengucapkan dan memahami redaksi itu sesuai dengan pandangan dan persepsinya pula. Di sini,  kalaupun non-Muslim memahami ucapan “Selamat Natal” sesuai dengan keyakinannya,  maka biarlah demikian,  karena Muslim yang memahami akidahnya mengucapkan sesuai dengan penggarisan keyakinannya.

Tidak keliru, dalam kacamata ini,  fatwa dan larangan mengucapkan “Selamat Natal”,  bila larangan itu ditujukan kepada yang dikhawatirkan ternodai akidahnya.

        See the point, kalo kita mau ngetwit atau ngepost atau ngepath dan entah apapun itulah,  mbok jangang setengah2,  jangan dipotong potong,  jangan sebagian aja. Itu sama aja dengan pembodohan dan itu sering baget dipake sm oknum2 yg suka melecehkan umat muslim. Yg fair kalo mau ngimong sesuatu, terlebih kagi ini masalah keyakinan, jangan coba dimain mainin bro.

Terus gimana pendapat pribadi saya? boleh atau engga boleh?  Jujur,  dulu waktu seumur jagung saya sih berependapat bokeh2 aja ngucapin selamat natal ke saudara nasrani. Tapi seiring berjalannya waktu, bertambahnya umur dan wawasan,  pola pikir sayapun berubah. Pola pikir saya begini nih yg sekarang ;

    Bagi kita kita yg membolehkan mengucapkan selamat natal, yg perlu diperhatiin apa bener Nabi Isa.as lahir tanggal 25 desember,  coba pastiin dulu deh kebenarannya dan kepastiannya, jangan asal percaya aja dulu, lakukan riset sederhana di mbah google. Oke, sekarang taruhlah Nabi Isa.as lahir beneran tanggal 25desember,  sekarang masalahnya kita umat muslim pake penanggalan apa?  Penanggalan masehi atau hijriah? emang pengaruhnya apa ya?  Jelas ngaruh dong,  kita lebaran tiap tahun masehinya berubah ubah kan? tahun ini bisa jadi bulan juli tapi tahun kemaren bulan agustus dan bisa jadi tahun depan dibulan juni cause kita makenya penanggalan hijriah. Jadi kalo kita ngucapin selamat Natal atas dasar kelahiran Nabi Isa.as setiap tanggal 25desember it means tiap tanggal hijriahnya Nabi kita Isa.as lahirnya beda2 tanggal dan beda2 hari mulu. Jadi ga bener juga kalo alesannya atas dasar kelahirannya Nabis Isa.as, kalo mau juga contohlah Maulid Nabi kita,  tiap tahun beda2 kan tanggalnya?

      Kalo pun kita masih tetep mau ngucapin selamat natal, gara2 sahabat kita, temen kita adalah berkeyakinan Nasrani silahkan saja. Saya pribadi kalo mau ngucapin sih seperti ini "Selamat ya bro sist long weekend, salam buat keluarga, sukses dan bahagia selalu" (loh kok long weekend??ahahaha) atau "Selamat ya jenggg, met liburan panjang and happy happy bareng keluarga" hehehe, win win solution kan? karena ucapan selamat bisa kapanpun dan menurut saya itu lebih aman dalam posisi aqidahnya, hehe....


      So Guys, mau ngucapin atau engga itu terserah anda, once again just want to say that semua kembali lagi ke diri kita masing2, cause kelak pertanggujawaban itu pun akan kita tanggung masing2 didepan Yang Maha Tahu.

The Remainder

Pagi ini saya mendengar cerita dari kekasih hati, ada teman yg terkena musibah,  yg inti ceritanya mereka harus mengeluarkan biaya 40juta lebih karena musibah tersebut.. Subhannallah, terus timbulah pertanyaan dalam hati, ini kenapa ya? terlintas dalam pikiran "apa ini sama dengan yg pernah saya denger dulu? "

Yup, saya jadi teringat oleh sebuah cerita,  begini ceritanya...
"Didalam harta kita terdapat hak hak orang lain, yg dimana kita harus memberikan hak-hak orang lain tersebut, jikalau tidak Sang Maha akan mengambilnya dengan 3 cara yg lain;
yg pertama adalah dengan "Penyakit" kita akan terpaksa mengeluarkan uang untuk mengobati penyakit, karena mau ga mau kita harus melakukannya kalo mau sembuh kembali,  
yg kedua dengan cara "Pengeluaran yg tidak terduga-duga",  kita mungkin sering merasa,  kemana ya uangku? perasaan ga beli apa2 deh, tapi kok bisa habis ya?
 dan cara yg ketiga adalah dengan cara "Musibah" just like kebakaran,  kecopetan,  nabrak dll.

Waduh, gimana ini? akhir2 ini memang kami lupa menyisihkan sebagian hak2 orang lain, mendengar cerita teman tadi, kami pun jadi teringat, yah mungkin ini juga sebuah reminder buat kami biar ga lupa membagikan hak2 orang lain. Dan dalam perjalanan kekantor saya dan kekasih hati langsung buat planning lagi untuk menyisihkan sebagian penghasilan kami yg dulu sempat berhenti, hehe....

Oh ya, bukannya saya berpikiran negatif ya, secara tidak langsung saya mengatakan temen saya tadi itu ga menyisihkan hartanya dong? jelas engga, hanya menjadi teringat saja dan merupakan teguran buat saya pribadi. Cause, ga semua musibah, penyakit atau kecelakaan itu adalah balasan dari Sang Maha directly karena kesalahan kita,  itu bisa jadi cobaan ataupun ujian, karena orang yg taat sekalipun tak lepas dari ujian. Semoga saja kejadian yg menimpa teman saya adalah ujian untuk meningkatkan derajatnya disisiNya.

So guys, cerita2 yg kita denger bisa jadi lho teguran halus dari Sang Maha buat kita, pinter2 lah menanggapi karena bisa jadi Sang Maha sedang berbicara dengan kita melalui caraNya Sendiri.


Watch your words, friends..

     Guys, hidup adalah perjalanan. Perjalanan yg seiring berjalannya waktu akan berhenti disuatu tempat. Tapi dimana tempat kita berhenti?hanya kita yg tau atau bahkan diri kita sendiripun mungkin ga tau atau belum tau kemana arah tujuan kita?kalu saya sendiri tempat tujuan terakhir adalah kebahagiaan keluarga dan surga diakhirat. Sakti bukan???hehehe iya dong.

         Disini sih bukan pengen ngebahas kemana dan bagaimana cara kita ke tempat tujuan kita masing2, dan pasti semua juga tujuan akhirnya adalah kebahagiaan dan lagi defenisi bahagia itu beragam dan berbeda-beda bagi setiap insan manusia. Saya sendiri percaya semua pasti punya plan tersendiri dan insyaAllah kita semua selamat deh sampai tempat tujuan.Aaminn

        Yg pengen saya ceritakeunnn adalah dalam perjalanann itu kita pasti bertemu dengan sebuah kejadian unik, aneh,lucu dan lain lain lain lainnya. Kebetulan saya dan kekasih hati menemukan sebuah kejadian yg menggelitik, menggelitik hati tepatnya. Kejadiannya simple sebenernya,dimulai dari sebuah obrolan ringan teman2 seperjuangan, nananininononene, curhat ini itu, sebuah sharing session yg santai, tetapi ternyata setelah obrolan berakhir ada sebuah obrolan yg diutarakan ulang oleh salah satu peserta(kek seminar aja) dalam forum lain yg menjadi terkesan negatif. Wow!!! sedikit terkejut....mmm, saya sih maunya berpendapat "dia hanya salah mengartikan", tapi kok berubah drastis banget ya artinya....hehe. Dan setelah saya coba baca buah pena lainnya ternyata ada kejadian serupa, yg menceritakan ulang dengan konotasi yg menjadi negatif....hmm hmm hmm

       Anyway...ini sebuah kejadian yg saya anggap menggelitik, ternyata sebuah kalimat bisa diartikan berbeda-beda oleh setiap orang, even itu temen dekat kita sendiri(temen deket menurut siapa?kita?atau mereka?) atau mungkin bahkan keluarga kita sendiri, apa yg kita maksud bisa diartikan bebeda oleh mereka. Ck ck ck....kalau saya boleh berpikiran jahat,saya berpendapat orang2 seperti ini adalah orang2 yg haus akan perhatian, bisa dibilang haus akan pujian, atau haus ingin disebut sebut namanya (jahat banget sih bro). Dan kekasih hati saya merasa kesal, kok bisa temen sendiri kek gitu ya?dan dia pengennya frontal ngebahas diobrolan anak2 berikutnya, saya bilang jangan, karena itu akan lebih banyak hal negatifnya. Kalo menurut saya pribadi, biarkan dan cuekin saja, cause kalo kita tanggapin, justru mereka akan senang, senang sekali, karena itu bagaikan air segar bagai mereka, seperti yg saya bilang sebelumnya, mereka ibarat kehausan dan kita bagaikan air dingin bagi mereka, kalo kita menanggapi sama saja melegakan kehausan mereka. Ibarat telah berlarian jauhhhh banget nget nget, keringat bercucuran dan finalliy dikasih teh kotak dingin atau teh obeng(bisa ngebayanginkan nikmatnya atau leganya?) Jadi biarkan mereka dalam kehausannya,biarkan dalam dahaga kehausan yg berkepanjangan dan tak berkesudahan...Alias cuekin aja terus.

    Itu yg saya katakan pada kekasih hati saya tapi yg namanya cewe, kalo ada unek2 sedikit aja harus diungkepin,dan sebelum saya kasih tau, kekasih hati saya sudah berinisiatif untuk mengungkapkan dalam bentuk tulisannya sendiri, yes indeed, it is a good thing...kalo pengen yah tuangkan dalam tulisan juga, dan inget itu hak mereka dan hak kita untuk menginterpretasikan apa yg  didenger atau dibaca dalam bentuk tulisan yg entah itu jadi bermakna negatif atau positif.

        Jadi apa bedanya saya dengan mereka, tulisan diatas perasaan sama aja dengan mereka tadi, mengkonotasikan mereka dengan negatif...hehe,saya harap sih mudah2an engga gitu ya,kan saya juga bilang "kalo saya boleh berpikiran jahat", baiknya sih kalo ada kejadian serupa diatas kita mengingatkan kalo ga bisa yah doakan,karena saya pernah mendengar atau membaca "rubahlah/ingatkanlah,dengan tanganmu,jikalau tidak bisa,dengan ucapanmu,jikalau tidak bisa,dengan doamu"

         So Guys, dalam perjalanan kedepan mungkin masih banyak hal2 atau kejadian unik lainnya,semuanya kembali lagi kekita karena kita punya hati untuk memfilter(mem atau men?) itu semua,menjadi hal yg negatif atau menjadi pelajaran positif buat kita.