Pagi ini saya mendengar cerita dari kekasih hati, ada teman
yg terkena musibah, yg inti ceritanya
mereka harus mengeluarkan biaya 40juta lebih karena musibah tersebut..
Subhannallah, terus timbulah pertanyaan dalam hati, ini kenapa ya? terlintas
dalam pikiran "apa ini sama dengan yg pernah saya denger dulu? "
Yup, saya jadi teringat oleh sebuah cerita, begini ceritanya...
"Didalam harta kita terdapat hak hak orang lain, yg
dimana kita harus memberikan hak-hak orang lain tersebut, jikalau tidak Sang
Maha akan mengambilnya dengan 3 cara yg lain;
yg pertama adalah dengan "Penyakit" kita akan
terpaksa mengeluarkan uang untuk mengobati penyakit, karena mau ga mau kita
harus melakukannya kalo mau sembuh kembali,
yg kedua dengan cara "Pengeluaran yg tidak
terduga-duga", kita mungkin sering
merasa, kemana ya uangku? perasaan ga
beli apa2 deh, tapi kok bisa habis ya?
dan cara yg ketiga
adalah dengan cara "Musibah" just like kebakaran, kecopetan, nabrak dll.
Waduh, gimana ini? akhir2 ini memang kami lupa menyisihkan
sebagian hak2 orang lain, mendengar cerita teman tadi, kami pun jadi teringat, yah
mungkin ini juga sebuah reminder buat kami biar ga lupa membagikan hak2 orang
lain. Dan dalam perjalanan kekantor saya dan kekasih hati langsung buat
planning lagi untuk menyisihkan sebagian penghasilan kami yg dulu sempat
berhenti, hehe....
Oh ya, bukannya saya berpikiran negatif ya, secara tidak
langsung saya mengatakan temen saya tadi itu ga menyisihkan hartanya dong? jelas
engga, hanya menjadi teringat saja dan merupakan teguran buat saya pribadi.
Cause, ga semua musibah, penyakit atau kecelakaan itu adalah balasan dari Sang
Maha directly karena kesalahan kita, itu
bisa jadi cobaan ataupun ujian, karena orang yg taat sekalipun tak lepas dari
ujian. Semoga saja kejadian yg menimpa teman saya adalah ujian untuk
meningkatkan derajatnya disisiNya.
So guys, cerita2 yg kita denger bisa jadi lho teguran halus
dari Sang Maha buat kita, pinter2 lah menanggapi karena bisa jadi Sang Maha
sedang berbicara dengan kita melalui caraNya Sendiri.
No comments:
Post a Comment